Kilas Perjalanan ( bag.4 )

Buah Pekabaran Injil

Oleh karena kesetiaan dan ketekunan jemaat THKTKH Semarang, maka Tuhan tidak saja memberkati dan menumbuhkan jemaat yang ada di Kota Semarang, tetapi juga mempercayakan anak – anakNya yang berada di luar Kota Semarang, terutama dari keturunan Tionghoa, untuk dibina dan dilayani oleh THKTKH Semarang.

Palayanan dan pekabaran Injil THKTKH Semarang di luar kota dimulai dengan bergabungnya orang – orang Tionghoa Kristen di Tegal menjadi ‘kring’ ( cabang ) THKTKH Semarang di akhir 1944, yang kemudian didewasakan menjadi Gereja THKTKH Tegal pada tanggal 12 Agustus 1952. Selanjutnya, disusul bergabungnya jemaat Tionghoa Kristen di Pekalongan pada tahun 1949 menjadi cabang THKTKH Semarang, yang kemudian didewasakan dengan nama “GKI Pekalongan” pada tanggal 19 April 1957.

Pelayanan PI kemudian dilakukan di daerah sekitar Kendal pada tahun 1958, yang dimulai dari sebuah persekutuan rumah tangga di Weleri dan kemudian berlanjut di Pelelen. Dengan melalui banyak rintangan dan kesulitan untuk mendirikan sebuah jemaat yang mandiri, akhirnya di kedua tempat tersebut dapat didewasakan menjadi GKI Weleri dan GKI Pelelen, pada tanggal 1 September 1989.

Penaburan benih – benih Injil ini kemudian dilanjutkan hingga kota – kota Juana, Rembang dan Lasem, yang akhirnya didewasakan menjadi GKI Rembang dan GKI Lasem pada tanggal 13 Agustus 1973.

Di dalam kota sendiri, sesuai dengan perkembangan pemukiman yang ada di kota Semarang, maka pada awal tahuan 1980-an dimulailah mendirikan pos PI di perumahan Genuk Indah, yang kemudian didewasakan pada tanggal 6 Juni 1995 dengan nama GKI Genuk Indah.

Selanjutnya, bersama GKI Peterongan, membangun pos PI baru di perumahan Taman Majapahit untuk melayani perkembangan jemaat ke arah timur Semarang di tahun 1990-an, yang kemudian didewasakan pada tanggal 8 Agustus 2001.

Untuk terus melanjutkan tugas panggilan pekabaran Injil ini, maka dibentuklah Satgas PI pada tahun 1996 ( sebagai tindak lanjut dari pelayanan ke Sumatra dan Kalimantan ), yang difokuskan pada pelayanan dan pekabaran Injil pada masyarakat luas ( non anggota jemaat gereja ), terutama bagi masyarakat kecil yang membutuhkan perhatian dan bantuan, seperti : pemulung, tukang becak, dan gereja – gereja kecil di pedesaan.

Selain melakukan pekabaran Injil di berbagai tempat itu, maka GKI Karangsaru juga mendirikan beberapa kegiatan pelayanan masyarakat (  yang kemudian berkembang menjadi bentuk Yayasan ), yaitu : Yayasan Sekolah Kristen Indonesia ( YSKI ) dan Yayasan Pendidikan dan Pengajaran “Dian Wacana” yang memfokuskan diri dalam pelayanan pendidikan, Yayasan  Pelayanan Kematian “Arimatea”, Yayasan Poliklinik Siloam dan Yayasan Maria Martha ( panti Wreda ).